Sosial Media Bisa Membuat Orang Depresi
Selama malam!
Karena badan saya masih belum juga enakan, saya tidak bisa banyak cerita hari ini. Sepertinya efek PMS juga, sungguh tidak enak sekali. Tapi, mau bagaimana lagi ya, kan saya cewek.
Oke. Keluhan kali ini masih sama dengan keluhan-keluhan sebelumnya.
Ketidakstabilan diri saya mulai muncul lagi, emosi yang berkecamuk dan pada akhirnya badan mencoba ngimbangi dengan munculnya rasa lelah. Padahal seharian ini saya hanya tiduran sambil baca novel.
Ternyata sembuh dari depresi gak secepat dan semudah yang saya bayangkan. Sekarang pun saya merasa 'kambuh' lagi. Ciri-cirinya hampir sama seperti saat pertama kali saya mulai depresi. Bagi saya ini bahaya banget.
Padahal saya sudah mencoba untuk terus menyampaikan uneg-uneg saya. Tapi, ada satu-dua keadaan yang tidak mendukung penyembuhan saya. Keadaan tersebut membuat proses penyembuhan yang saya jalani selama ini jadi tidak maksimal.
Pada dasarnya, saya sadar bahwa disaat proses penyembuhan ini berlangsung, saya harus berada di lingkungan yang kondusif. Rumah saya sih baik-baik saja. Namun, tidak untuk sosial media saya.
Bagi saya, terlalu banyak toxic di sana. Melihat orang saling caci-maki, saling menjatuhkan, saling menyindir dsb, benar-benar racun yang bisa mempengaruhi emosi saya yang masih labil ini.
Lantas, kenapa saya masih membuka sosmed jika menurut saya itu tidak baik?
Mohon maaf, keadaan memaksa saya untuk melakukan hal tersebut. Tentunya saya ingin terbebas dari sosmed sama seperti yang saya lakukan sebelumnya ketika saya sedang menjalani proses penyembuhan depresi (tahap awal). Dan jujur itu benar-benar efektif.
Bagi siapapun yang memiliki pengalaman seperti saya, terutama orang-orang yang punya gejala depresi, saya sarankan untuk menutup akun sosmed Anda sementara (tak perlu hapus akun, cukup log out saja). Itu benar-benar efektif. Sisakan satu sosmed (untuk jaga-jaga sahabat atau teman Anda jika ingin menghubungi Anda). Setelah itu, perbanyak interaksi dengan orang di dunia nyata. Segarkan pikiran dengan melihat alam. Tentunya, jangan lupa untuk bersyukur terhadap hal-hal kecil sekalipun. Terima kasih.
Salam,
Aichi
Karena badan saya masih belum juga enakan, saya tidak bisa banyak cerita hari ini. Sepertinya efek PMS juga, sungguh tidak enak sekali. Tapi, mau bagaimana lagi ya, kan saya cewek.
Oke. Keluhan kali ini masih sama dengan keluhan-keluhan sebelumnya.
Ketidakstabilan diri saya mulai muncul lagi, emosi yang berkecamuk dan pada akhirnya badan mencoba ngimbangi dengan munculnya rasa lelah. Padahal seharian ini saya hanya tiduran sambil baca novel.
Ternyata sembuh dari depresi gak secepat dan semudah yang saya bayangkan. Sekarang pun saya merasa 'kambuh' lagi. Ciri-cirinya hampir sama seperti saat pertama kali saya mulai depresi. Bagi saya ini bahaya banget.
Padahal saya sudah mencoba untuk terus menyampaikan uneg-uneg saya. Tapi, ada satu-dua keadaan yang tidak mendukung penyembuhan saya. Keadaan tersebut membuat proses penyembuhan yang saya jalani selama ini jadi tidak maksimal.
Pada dasarnya, saya sadar bahwa disaat proses penyembuhan ini berlangsung, saya harus berada di lingkungan yang kondusif. Rumah saya sih baik-baik saja. Namun, tidak untuk sosial media saya.
Bagi saya, terlalu banyak toxic di sana. Melihat orang saling caci-maki, saling menjatuhkan, saling menyindir dsb, benar-benar racun yang bisa mempengaruhi emosi saya yang masih labil ini.
Lantas, kenapa saya masih membuka sosmed jika menurut saya itu tidak baik?
Mohon maaf, keadaan memaksa saya untuk melakukan hal tersebut. Tentunya saya ingin terbebas dari sosmed sama seperti yang saya lakukan sebelumnya ketika saya sedang menjalani proses penyembuhan depresi (tahap awal). Dan jujur itu benar-benar efektif.
Bagi siapapun yang memiliki pengalaman seperti saya, terutama orang-orang yang punya gejala depresi, saya sarankan untuk menutup akun sosmed Anda sementara (tak perlu hapus akun, cukup log out saja). Itu benar-benar efektif. Sisakan satu sosmed (untuk jaga-jaga sahabat atau teman Anda jika ingin menghubungi Anda). Setelah itu, perbanyak interaksi dengan orang di dunia nyata. Segarkan pikiran dengan melihat alam. Tentunya, jangan lupa untuk bersyukur terhadap hal-hal kecil sekalipun. Terima kasih.
Salam,
Aichi
Komentar
Posting Komentar